Perang Dunia II, Pendudukan Jepang di Indonesia, dan Pengaruhnya bagi Indonesia.

Perang Dunia II, Pendudukan Jepang di Indonesia, dan Pengaruhnya bagi Indonesia
- Momen kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 berlangsung saat terjadi nya Perang Dunia II. Perang yang menewaskan jutaan manusia itu sangat terasa dampaknya di Indonesia mengingat Jepang yang pada waktu itu menduduki dan menguasai Indonesia, dengan sengaja menyeret Indonesia masuk kedalam kancah peperangan saat itu. Wilayah Nusantara menjadi salah satu medan tempur antara Jepang melawan tentara Sekutu. Kemiskinan dan kemelaratan akibat penjajahan Jepang dan Perang Dunia II menjadi fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri.

Sejarah Perang Dunia II

Perang Dunia II berlangsung selama enam tahun, yaitu terjadi pada tanggal 1 September 1939 – 14 Agustus 1945. Merupakan perang terbesar yang pernah ada dalam sejarah manusia, menewaskan lebih kurang 50 juta jiwa, dan berlangsung di tiga benua yaitu eropa, asia, dan afrika. 

Latar belakang Perang Dunia II

Latar belakang terjadinya perang dunia II dapat dijelaskan sebagai berikut : 
Setelah Perang Dunia ke I berakhir, terbentuklah blok-blok negara atau kelompok-kelompok negara. Misalnya, blok Prancis (demokrasi), blok Jerman (fasis), dan blok Rusia (komunis). Masing-masing negara tsb berlomba-lomba dalam meningkatkan kekuatan persenjataan mereka.

Jerman di bawah Adolf Hitler (1933–1945) menjadi kekuatan yang menakutkan. Dengan semboyan Furs Vaterland (Untuk Tanah Air), Hitler membangun Jerman yang porak-poranda dan terbelit utang akibat Perang Dunia I berdasar paham Nazi atau National Sozialistische. Sementara itu, Italia di bawah Benito Mussolini (1922–1944) membangun fasisme (fasisme berasal dari kata fascio, yaitu ikatan panah dengan kapak di dalamnya yang merupakan lambang dari kekuasaan pemerintah Roma zaman kuno). Paham ini mengutamakan Negara di atas segala-galanya. Musolini dan hitler beraliansi atau membentuk kekuatan bersama karena memiliki kesamaan paham.

Jadi, Perang Dunia ke II sebenarnya merupakan lanjutan dari Perang Dunia ke I, terutama oleh pihak-pihak yang kalah dari Perang Dunia I. Liga bangsa-bangsa yang dibentuk untuk menjaga perdamaian dunia, tidak mampu mengatasi pergolakan ketika itu, peperangan pun tak terelakkan.

Sebab Umum Perang Dunia ke II

Secara umum (secara luas), Perang ini disebabkan ego beberapa negara. Beberapa negara di Eropa waktu itu membangun aliansi atau persekutuan untuk memperkuat diri, dengan cara membentuk blok (kelompok). Hal ini terkait dengan keinginan membalas kekalahan dalam Perang Dunia I. Beberapa blok tsb misalnya, blok Prancis (demokrasi), blok Jerman (fasis), dan blok Rusia (komunis). Tak ayal, Liga Bangsa-Bangsa yang dibentuk untuk menjaga perdamaian dunia, tidak ditaati oleh anggotanya sendiri karena masing-masing negara berlomba memperkuat militer dan persenjataan mereka. Selain itu, beberapa negara seperti : Italia, Jerman, dan Jepang ketika itu menganggap bangsa mereka lah yang merupakan bangsa terhebat sehingga berkeinginan menaklukkan bangsa lain.

Sebab Khusus Perang Dunia ke II

Secara khusus, pemicu meletusnya Perang Dunia II adalah saat Jerman menyerbu Polandia pada tanggal 1 September 1939. Jerman menuntut kembalinya wilayah Danzig yang dikuasai Liga Bangsa-Bangsa. Setelah Perang Dunia I, kota Danzig menjadi kota yang merdeka oleh Liga Bangsa-bangsa berdasarkan perundingan Versailles. Tentu saja Polandia menolak tuntutan Jerman bahkan Polandia membentuk aliansi dengan Inggris, Prancis, Rumania, dan Yunani untuk menjamin kemerdekaan mereka. Jerman kemudian membalas aliansi polandia tsb dengan  aliansi bersama rusia.

Kronologi Perang Dunia II 

A. Tahap Permulaan (1939 – 1945)
pihak Poros/ sentral menang (jerman) dan Sekutu (amerika serikat, inggris) kalah. 
  • Tanggal 1 September 1939, Jerman menyerang Polandia, dengan alasan membalas serangan Polandia ke wilayah Jerman. Tapi itu hanya alasan yang dibuat-buat. Penyerbuan Jerman ini dikenal dengan Blitzkrieg atau Perang Kilat yaitu dengan menggunakan tank dan panser untuk mendukung pergerakan pasukan. Inggris dan Perancis, yang menjadi sekutu Polandia, tanggal 3 September menyatakan perang terhadap Jerman.
  • Jerman menyerbu Denmark dan Norwegia pada tanggal 9 April 1940.
  • 10 mei 1940, jerman berhasil menduduki Belanda dan belgia. Jerman menyerang negara-negara tetangga yang selama itu netral, Belanda, Luksemburg dan Belgia, dengan tujuan untuk menghindari pasukan Perancis.
  • Jerman menyerang perancis thn 1940. Jerman berhasil menggempur pertahanan Perancis dari belakang dan bergerak cepat menuju Paris. 22 Juni 1940, Perancis menyatakan kapitulasi dan terpecah dua. Satu bagian diduduki pasukan Hitler, bagian lain dideklarasikan sebagai Republik Vichy yang dipimpin Jendral Petain.
  • Setelah menang atas Perancis, Hitler memutuskan untuk menyerang Inggris melalui udara pada tahun 1940. Pesawat-pesawat Jerman membom kota-kota Inggris, seperti Coventry. Angkatan udara Inggris terlibat pertempuran sengit dengan angkatan udara Jerman di selat Inggris. Jerman kalah dan menarik angkatan udaranya.
  • Tahun 1941, afrika, Balkan dan Soviet. Setelah kalah dalam perang udara dengan Inggris, Hitler mulai berpaling ke selatan dan timur. Ia mengirim pasukan ke Afrika utara, ke wilayah Balkan dan ke Uni Soviet. Jerman lalu membentuk poros militer dengan Italia dan Jepang.
  • 6 April 1941, Hitler menyerang Yugoslavia dan Yunani, yang menjadi pangkalan pasukan Inggris. Jerman melakukan salah satu operasi pendaratan terbesar di pulau Kreta, Mei 1941.  Uni Soviet diserang Jerman tanggal 22 Juni 1941 dan Hitler memerintahkan pasukannya merebut Stalingrad tanggal 25 Agustus 1942.

B. Tahap Titik Balik.
Titik balik mulai terjadi saat pasukan Inggris menyerang kedudukan pasukan Sentral di El Alamein, Mesir tanggal 23 Oktober 1942. Pada tanggal 8 November 1942 pasukan Sekutu mendarat di Aljazair dan Maroko. Pasukan Jerman menyerah di Stalingrad tanggal 2 Februari 1943 dan pasukan Sentral di Afrika Utara menyerah tanggal 13 Mei 1943. Pada tanggal 4 Juli 1943 pasukan Jerman menyerang Kota Kursk, Uni Soviet. Banyak tentara Uni Soviet tewas dalam peperangan di kota tersebut. Pasukan Sekutu menyerang Sicilia tanggal 10 Juli 1943 dan Italia menyerah kepada Sekutu tanggal 3 September 1943. Pada tanggal 9 September 1943 pasukan Sekutu mendarat di Salerno, Italia.

C. Tahap Akhir
Pagi hari 6 Juni 1944, pasukan sekutu dari Amerika Serikat, Inggris dan Kanada melakukan pendaratan di pantai Normandy (Normandia) di Perancis utara. Inilah awal dari kekalahan Jerman terhadap pasukan sekutu di sektor barat. D-Day, begitulah nama samaran operasi militer pihak sekutu di Normandia. Operasi pendaratan pasukan Sekutu hingga kini merupakan invasi laut terbesar dalam sejarah. Hampir tiga juta tentara menyeberangi Selat Inggris dari Inggris ke Prancis. Sebanyak 14 negara terlibat dalam operasi raksasa tersebut. Selain AS, Inggris, Polandia, Kanada dan Perancis, Yunani, Rep. Ceko dan Australia ikut serta dalam pasukan sekutu. Pertempuran untuk menguasai Normandia berlangsung selama lebih dari dua bulan. Invasi ini berakhir dengan dibebaskannya Paris dan jatuhnya kantong Falaise pada akhir bulan Agustus 1944

Sebagian besar serdadu yang terlibat dalam pendaratan di Normandia, kemudian dikirim ke Asia Pasifik untuk melanjutkan perang melawan Jepang. Di sana, perang berlanjut hingga September 1945. Sekitar 57.000 pasukan sekutu tewas selama operasi "Overlord," selain itu juga tercatat 155.000 luka-luka dan 18.000 hilang atau menjadi desertir. Di lain pihak, Jerman kehilangan 200.000 tentara. Hingga kini pendaratan di Normandia masih diperingati oleh sekutu.

Sebelas bulan kemudian setelah D-Day, jerman dapat ditaklukkan. Hitler akhirnya bunuh diri bersama istrinya Eva Braun di Berlin tanggal 30 April 1945. tanggal 7 Mei 1945, Jerman menyerah tanpa syarat di Reims, Prancis. Tanggal 2 Agustus 1945 dilaksanakan perjanjian Postdam antara Jerman dan Sekutu yang ditandatangani oleh Truman (AS), Stalin (UNi Soviet), dan Attlee. 8 Mei 1945, Nazi Jerman menyatakan kapitulasi tanpa syarat. Panglima perang Jerman, Jendral Wilhelm Keitel, menandatangani kapitulasi di Berlin. 

Perang Dunia II di Asia dan Pasifik serta pendudukan militer Jepang di Indonesia

Perang Dunia II juga terjadi di kawasan Asia dan Pasifik. Perang ini terjadi setelah tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, sebuah pangkalan Angkatan Laut Amerika yang terletak di Pulau Oahu, Kepulauan Hawaii.  Sehari kemudian tanggal 8 Desember 1941 Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada mengumumkan perang kepada Jepang. tanggal 11 Desember 1941 Jerman dan Italia mengumumkan perang kepada USA. 

Jepang dengan cepat menyerbu dan menduduki wilayah-wilayah yang dikuasai Inggris dan kawasan Asia Tenggara. Jepang ingin menggantikan posisi dan kedudukan bangsa Barat di Asia. Secara kilat Jepang berhasil menduduki Filipina, Malaysia, Birma, Singapura, Indonesia, dan Kepulauan Solomon. 

Di Indonesia, pada tanggal 11 Januari 1942 secara bergelombang bala tentara Jepang datang melalui pantai dan penerjunan udara. Pasukan infanteri Jepang dengan didukung artileri dan pesawat tempur dengan mudah meruntuhkan pertahanan tentara Belanda atau KNIL. Pada tanggal 1 Maret 1942 bala tentara Jepang sudah berlalu lalang di Banten, Indramayu, dan Rembang. Sungguh cepat gerakan tentara Jepang. Batavia yang dikosongkan oleh KNIL sejak tanggal 3 Maret 1942, dua hari kemudian sudah dikuasai sepenuhnya oleh Jepang. Selanjutnya, pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat di Kalijati. Inilah dimulainya masa pendudukan militer Jepang di Indonesia.

Sejalan dengan kejadian yang dialami oleh blok poros (jerman), jepang pun mulai mengalami kekalahan. Kekalahan pertama Jepang terjadi pada tanggal 7 Mei 1942 saat terjadi Pertempuran Laut Karang dengan armada USA di bawah Jenderal Douglas Mac Arthur. Kekalahan Jepang terhadap Sekutu berikutnya terjadi di Guadalcannal pada tanggal 6 November 1942, tentara Sekutu dapat merebut Filipina tanggal 30 April 1945 oleh tentara Inggris di bawah Lord Louis Mountbatten, dan kekalahan terbesar bagi Jepang terjadi pada tanggal 1 Maret 1943 dalam suatu pertempuran di dekat Kepulauan Bismarck. Dalam pertempuran ini Laksamana Yamamoto gugur. Puncaknya yaitu ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah dan ditandatangani secara resmi pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal ”Missouri” di Teluk Tokyo.

latar belakang pendudukan jepang di indonesia

Ada beberapa alasan Jepang menjajah Indonesia, antara lain :
  • Watak imperialisme Jepang tidak hanya ingin menguasai Korea, Manchuria, dan Jehol (Cina Utara), tetapi juga seluruh Asia.
  • Jepang ingin menggantikan posisi dan kedudukan bangsa Barat di Asia.
  • Jepang merasa lebih kuat dibandingkan gabungan negara-negara Barat di Asia. Pada tahun 1941 angkatan perang Jepang jauh lebih kuat dan modern.
  • Jepang berniat mengambil alih daerah jajahan Sekutu yang tersebar di Asia.
  • Indonesia memiliki banyak kekayaan alam dan tenaga manusia, yang penting untuk mendukung perjuangan Jepang.

Masa Pendudukan Jepang DI Indonesia.

foto propaganda jepang saat menjajah Indonesia
Gambar : Kemenangan Negara jepang dijadikan propaganda di Indonesia

Jepang menduduki dan menjajah Indonesia sejak jatuhnya Tarakan tanggal 11 Januari 1942 hingga 15 Agustus 1945. Kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya dijadikan sarana propaganda Jepang. Mereka menganggap dirinya sebagai saudara tua Asia melalui Gerakan Tiga A, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia.

Di zaman penjajahan Jepang, Indonesia dibagi menjadi tiga kekuasaan, yaitu :
1) Pemerintah Militer Angkatan Darat (Tentara Kedua puluh Lima) menguasai Sumatra. Pusat kekuasaan di Bukittinggi.
2) Pemerintah Militer Angkatan Darat (Tentara Keenam Belas) menguasai Jawa dan Madura. Pusat pemerintahan di Jakarta dipimpin oleh Letjen Hitoshi Imamura.
3) Pemerintah Militer Angkatan Laut (Armada Selatan Kedua) menguasai Indonesia bagian timur. Pusat pemerintahan di Makassar.

Jepang kemudian membentuk pemerintahan pendudukan militer di Indonesia. Pemerintahan militer dipegang oleh Gunseikan dan membawahi empat bu (departemen). Jepang mengeluarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 1942 yang membagi Jawa menjadi tujuh belas syu (keresidenan). Syu dibagi
menjadi beberapa syi (kota praja) dan ken (kabupaten). Ken meliputi beberapa gun (kewedanan). Gun dibagi ke dalam son (kecamatan), dan son dibagi lagi dalam ku (desa).

Para pemuda dan orang tua diwajibkan mengikuti kinrohoshi (kerja bakti) dan romusha (kerja paksa) untuk mengerjakan proyek Jepang atau medan perang, misalnya membuat benteng pertahanan, lapangan terbang, dan terowongan. Ribuan romusha dikerahkan dari Pulau Jawa ke luar Jawa, bahkan ke luar wilayah Indonesia.

Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia

Pemerintah militer Jepang (Gunseikan ) langsung mengawasi perkebunan. Perkebunan yang tidak
mempunyai kaitan dengan perang ditutup. Sebaliknya, perkebunan karet, gula, teh, jarak, dan kina terus diberdayakan untuk perang. Komoditas ini sangat mendukung Jepang terutama dalam menyiapkan akomodasinya.

Kehidupan rakyat Indonesia di zaman penjajahan jepang sangat memprihatinkan. Para pemuda dan orang tua dipekerjakan secara paksa atau ikut dalam peperangan melawan sekutu. Hasil-hasil perkebunan tidak dinikmati rakyat Indonesia tapi diserahkan sebagai upeti kepada pemerintah Jepang. Rakyat diperlakukan semena-mena. Jepang ketika itu sangat terkenal dengan kekejamannya.

Namun segi positifnya, di bidang pendidikan, Jepang menghapuskan sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial pada era penjajahan Belanda. Pendidikan zaman Jepang bercirikan militerisme. Siswa setiap pagi harus menyanyikan lagu kebangsaan Jepang (Kimigayo), mengibarkan bendera Jepang (Hinomaru) dan menghormat Kaisar Jepang (Seikirei). Mereka juga harus melakukan Dai Toa, yaitu sumpah setia pada cita-cita Asia Raya dan wajib melakukan senam Jepang (Taiso) serta latihan fisik kemiliteran.

Jepang juga melarang seluruh kebudayaan Barat. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan bahasa Belanda.

Pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang terhadap Pergerakan Kebangsaan Indonesia 

Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Jepang dalam menghapus pengaruh Belanda dalam kehidupan masyarakat Indonesia antara lain berupa pelarangan peredaran buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris. Hal ini mengakibatkan meluasnya kesempatan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. 

Para pemuda potensial yang ada di desa, direkrut ke dalam lembaga semimiliter Jepang. Di bawah Sendenbu (bagian propaganda), mereka antara lain dimasukkan dalam lembaga sebagai berikut.
1) Seinendan yaitu tenaga cadangan untuk pertahanan jika diserang tentara Sekutu. 2) Keibodan yaitu organisasi bersenjata bedil kayu dan bambu yang menjaga keselamatan desa. 3) Pembela Tanah Air (PETA) yaitu tentara sukarela dengan senjata senapan dengan pendidikan militer dan politik. 4) Heiho yaitu prajurit pembantu bala tentara Jepang. 5) Fujinkai yaitu perkumpulan wanita untuk memobilisasi pengumpulan bantuan logistik perang. Dari lembaga-lembaga inilah, penduduk Indonesia mendapatkan pengetahuan dan pelatihan dalam militer.

Pada bulan Maret 1943 didirikan organisasi dengan nama Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). Badan ini berada di bawah pengawasan langsung pihak pemerintah Jepang sehingga membatasi ruang gerak para pemimpin nasional. Struktur kepemimpinan PUTERA dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, K.H. Mas Mansyur. Pembentukan organisasi ini bertujuan memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu usaha perangnya. Seperti diketahui, Jepang memang memiliki tujuan utama menggalang dukungan politik dan militer untuk kemenangan perang Jepang menghadapi Sekutu.

Jepang memberi kelonggaran pada Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI). Organisasi ini didirikan di Surabaya oleh K.H. Mas Mansyur tahun 1937. Anggaran dasar MIAI diubah menjadi, ”turut bekerja sama dengan sekuat tenaganya dalam pekerjaan membangunkan masyarakat baru, untuk mencapai kemakmuran bersama di lingkungan Asia Raya di bawah pimpinan Dai Nippon”. Pada bulan Oktober 1943 MIAI diubah menjadi Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

Pada tanggal 7 September 1944 Jepang mengumumkan untuk memberi kemerdekaan bagi Indonesia di kelak kemudian hari. Oleh karena itu, dibentuklah Dokuritsu Zunbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Di lembaga inilah para pemimpin kita bergabung dan membahas rencana-rencana yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia.

Bentuk – bentuk perlawanan rakyat dan pergerakan kebangsaan Indonesia

Selain ada beberapa pihak yang pro terhadap kedatangan Jepang ke Indonesia waktu itu, ada juga pihak dari bangsa Indonesia yang menentang Jepang. Beberapa diantara nya misalnya :

1. Perlawanan Teuku Abdul Jalil.
Keinginan Jepang untuk memobilisasi ulama Aceh ditolak oleh para ulama. Teuku Abdul Jalil memimpin perlawanan rakyat Cot Plieng, Lhokseumawe, Aceh. Mereka berjuang dengan senjata seadanya saat Jepang menyerang wilayah tersebut usai subuh. Serangan Jepang berhasil digagalkan hingga dua kali. Pada serangan ketiga tanggal 10 November 1942 Jepang membakar masjid dan permukiman. Teuku Abdul Jalil berhasil meloloskan diri, tetapi tertembak saat salat subuh.

2. Perlawanan K.H. Zainal Mustafa
K.H. Zainal Mustafa adalah pemimpin pondok pesantren Sukamanah, Singaparna, Jawa Barat. Beliau memprotes upacara seikirei, yaitu penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Ini menyinggung perasaan umat Islam dan dianggap musyrik. Beliau juga tidak tega melihat penderitaan rakyat akibat penindasan Jepang. Jepang kemudian menyerang Singaparna pada tanggal 24 Februari 1944. K.H. Zainal Mustafa tertangkap dan dihukum mati oleh Jepang di Jakarta.

3. Pemberontakan Supriyadi
Supriyadi adalah komandan PETA di Blitar, Jawa Timur. Pada tanggal 14 Februari 1944 Syudanco
Supriyadi memimpin pemberontakan PETA melawan Jepang. Pemberontakan Supriyadi merupakan
pemberontakan terbesar yang dihadapi Jepang. Pemerintah Jepang akhirnya harus mengerahkan satu
batalion dengan kendaraan lapis baja untuk menghadapinya. Pemberontakan tersebut bisa dipadamkan, tetapi Supriyadi hilang secara misterius hingga kini.

4. Gerakan bawah tanah. Gerakan bawah tanah dipelopori oleh Sutan Sjahrir. Mereka bertugas menyiarkan berita mengenai perkembangan perang Jepang.  Sjahrir juga secara diam-diam menggembleng para pemuda dengan beragam pengetahuan. Tokoh-tokoh pemuda yang direkrut antara lain Sukarni, Sudarsono Sugra, Hamdani Kartamuhari, Adam Malik, Armunanto, Pandu Wiguna, Kusnaeni, Sjamsudin, dan M. Nitimihardjo.

5. MIAI/ Masyumi.
Pada bulan Oktober 1943 pemerintah Jepang membubarkan MIAI karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan belum cukup memuaskan pemerintah Jepang. Sebagai penggantinya, dibentuk Masyumi yang dipimpin K.H. Hasjim Asj’ari dengan wakil-wakil dari Muhammadiyah K.H. Mas Mansyur, K.H. Farid Ma’ruf, K.H. Mukti, K.H. Hasjim, dan Kartosudarmo. Dari NU diwakili K.H. Naehruwi, Zainul Arifin, dan K.H. Mochtar. Organisasi Islam baru ini kemudian turut mengambil bagian dalam pemerintahan. Ketua Masyumi, K.H. Hasjim Asj’ari ditempatkan sebagai penasihat Gunseikan. Selain itu, dalam badan-badan pemerintahan Jepang seperti Chuo Sangi-In (Dewan Penasihat Pusat) maupun Syu Sangi-kai (Dewan Penasihat Daerah), banyak tokoh-tokoh Islam yang duduk sebagai anggota. Dalam Chuo Sangi-In, Islam diwakili oleh enam orang ulama dari 43 jumlah anggota keseluruhan di antaranya K.H. A. Salim, K.H. Wachid Hasyim (ketua NU), dan K.H. Fatchurrachman (ketua Muhammadiyah Jawa Timur).

Demikianlah pembaca sekalian, informasi tentang Perang Dunia II, Pendudukan Jepang di Indonesia, dan pengaruhnya bagi Indonesia. Mudah-mudahan dapat bermanfaat. Apabila Anda mengcopy tulisan di website ini, mohon kiranya dicantumkan sumbernya ke website ini atau menambahkan link sumber ke website ini. Terimakasih.