Pada materi kali ini, kami akan mengupas bagaimana interpretasi peta untuk memahami pola dan bentuk permukaan bumi. Materi tsb salah satunya dipelajari oleh siswa/i SMP atau sederajat pada semester VI (enam) kurikulum KTSP.
Peta
Apa itu peta? Peta merupakan elemen penting penunjang studi ilmu geografi. Pada dasarnya peta merupakan sebuah gambar atau simbol yang mewakili bentuk permukaan bumi. Simbol-simbol yang ada pada peta haruslah dipahami dengan tepat karena mempunyai makna atau arti. Pengertian peta adalah alat peraga yang menggambarkan permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala.
Ada unsur-unsur yang harus ada di dalam peta supaya peta dapat dibaca oleh siapa saja. Unsur-unsur pada peta dibuat berdasarkan aturan yang disepakati secara internasional. Beberapa unsur peta yang penting seperti : judul peta, skala, Legenda, dan simbol. Adapun pengertian Legenda pada peta adalah bagian peta yang berisi keterangan dari simbol-simbol yang ada didalam peta.
Fungsi Peta
Peta memiliki fungsi atau kegunaan. Secara pokok, peta berfungsi untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari permukaan bumi.
Jenis Peta – Mengenal Peta Umum dan Peta Khusus
Jenis peta ada berbagai macam. Ada yang disebut dengan peta umum dan ada pula peta khusus. Peta khusus atau biasa juga disebut peta Tematik, adalah jenis peta yang hanya menggambarkan satu fenomena geografi. Contoh peta khusus yaitu peta topografi. Peta topografi adalah peta khusus yang memberi gambaran tentang tinggi rendahnya suatu daerah atau permukaan bumi. Contoh lain dari peta khusus/ tematik yaitu : Peta Iklim, Peta Kepadatan Penduduk, Peta Hasil Bumi, Peta Hasil Tambang, dan Peta Persebaran Daerah Industri.
Adapun peta umum adalah peta yang dibuat berdasarkan kenampakan umum dari permukaan bumi, seperti misalnya gunung, pegunungan, pantai, dataran rendah, sungai, danau, laut, selat, jalan, bandara, pelabuhan, bandar udara, dll.
Baca : lembaga keuangan non bank
Peta Topografi/ Peta Kontur
contoh peta kontur |
Peta topografi biasa juga disebut peta kontur karena menggunakan garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat atau wilayah yang memiliki ketinggian sama. Garis khayal tsb dikenal dengan nama garis kontur. Dengan menggunakan peta topografi atau peta kontur, kita bisa mengetahui secara lebih rinci dari relief atau tinggi rendahnya permukaan bumi. Jarak antara garis kontur dapat menunjukkan tingkat kelandaian/kecuraman suatu lereng. Jika garis kontur berimpit, tempat tersebut memiliki lereng curam.
Pada peta kontur biasanya juga ada penampang melintang. Penampang melintang adalah penampang permukaan bumi yang dipotong secara tegak lurus (vertikal). Dengan penampang melintang maka dapat diketahui/dilihat secara jelas bentuk dan ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. Untuk membuat sebuah penampang melintang maka harus tersedia peta topografi sebab hanya peta topografi yang dapat dibuat penampang melintangnya.
Interpretasi Peta
Peta Asean |
interpretasi peta adalah memahami simbol-simbol yang ada pada peta dan hubungannya dengan simbol-simbol lainnya. Berbagai simbol yang ada pada peta misalnya simbol titik, simbol garis, simbol area, dan simbol warna. Cara menginterpretasikan peta topografi berbeda dengan peta umum karena simbol-simbol yang digunakan berbeda.
Berikut beberapa penjelasan mengenai simbol-simbol yang ada pada peta ;
Simbol garis hanya dipakai sebagai tanda, misalnya simbol garis menggambarkan jalan raya, jalan kereta api, sungai, dan batas administrasi.
Sungai ditunjukkan dengan garis berkelok-kelok. Di sebelah garis tersebut biasanya terdapat nama sungai. Sungai-sungai besar yang terdapat di Pulau Sumatera antara lain Sungai Simpang Kanan, Asahan, Batanghari, Musi, Kampar, dan lain-lain.
Pegunungan dan dataran tinggi ditunjukkan dengan warna merah dan kuning. Gunung ditunjukkan dengan bentuk segitiga. Segitiga merah artinya gunung berapi (aktif), segitiga hitam artinya gunung tidak berapi (tidak aktif). Di dekat segitiga tersebut terdapat nama gunung dan angka yang menunjukkan
ketinggian tempat gunung tersebut.
Dataran rendah dan rawa ditunjukkan dengan warna hijau dan hijau dengan garis putus-putus.
Laut dan selat ditunjukkan dengan warna biru. Gradasi (tingkatan) warna menunjukkan kedalaman wilayah laut dan selat. Semakin pekat (tua) warna biru nya berarti semakin dalam laut atau selat tsb.
Ketampakan jalan pada peta ditampilkan dengan simbol garis berwarna hitam atau merah. Misalnya : jalan raya provinsi ditampilkan dengan garis berwarna merah yang tebal.
Daerah perkebunan pada peta ditampilkan dengan menggunakan simbol yang berbeda-beda, bergantung pada jenis tanaman yang diusahakannya. Misalnya, perkebunan tebu dilambangkan dengan gambar tebu, perkebunan kelapa sawit dilambangkan dengan gambar kelapa sawit.
Kota dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu ibu kota negara, ibu kota provinsi, ibu kota kabupaten,
kota, dan kecamatan. Jenis-jenis kota tersebut pada peta ditampilkan dengan simbol yang berbeda-beda. Ibu kota negara disimbolkan dengan lingkaran hitam di dalam bujur sangkar merah, ibu kota provinsi dengan bujur sangkar berwarna merah, ibu kota kabupaten dengan dua lingkaran berwarna merah, kota dengan dua lingkaran berwarna hitam, dan kecamatan dengan lingkaran berwarna hitam.
Baca : lembaga keuangan bank
Bentuk muka bumi di daratan dan lautan
Bentuk permukaan bumi dapat kita bedakan menjadi bentuk muka bumi daratan (termasuk sungai dan perairan darat lainnya) dan bentuk muka bumi lautan. Berbagai keragaman bentuk muka bumi sebagai akibat tenaga yang berasal dari dalam bumi (disebut tenaga Endogen) dan tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi (disebut tenaga eksogen)
Bentuk muka bumi dapat berupa kenampakan alamiah dan kenampakan buatan. Kenampakan alamiah adalah kenampakan bentang alam pada peta yang terbentuk secara alamiah. Contohnya: laut, danau, su ngai, gunung/pegunungan, dataran tinggi, rawa-rawa, dan lain-lain. Adapun Kenampakan buatan adalah kenampakan pada peta yang dibuat/ dibentuk oleh manusia. Contohnya, pemukiman, jalan, jalan kereta api, bandara, pelabuhan, dan lain-lain.
Untuk menentukan suatu tempat apakah termasuk dataran tinggi ataukah dataran rendah, biasanya ditentukan dari ketinggian tempat tsb. Tinggi daerah pada dataran rendah, biasanya 0 - 400 m diatas permukaan air laut. Sedangkan dataran tinggi memiliki ketinggian berkisar antara 400-1000 m diatas permukaan air laut. Daerah pegunungan, tingginya lebih dari 1000 m diatas permukaan air laut.
Pola Muka Bumi pada Peta
pola muka bumi juga terdiri atas dua jenis yaitu pola fisik (alamiah) dan pola budaya (buatan). Contoh pola alamiah, yaitu pola pegunungan dan pola aliran sungai. Adapun contoh pola buatan, yaitu pola permukiman penduduk dan pola jalan raya.
Beberapa jalur-jalur pegunungan yang melewati kawasan Indonesia adalah sebagai berikut.
a) Pegunungan Sirkum Mediterian
Pegungan Sirkum Mediterian yang memanjang mulai dari pegunungan atlas (Afrika Utara) yang bersambung dengan Pegunungan Alpen (Eropa Selatan) dan Pegunungan Himalaya (Asia). Akhir jalur pegunungan tersebut berbelok ke selatan dan berangkai dengan pegunungan lipatan di wilayah Indonesia.
b) Pegunungan Sirkum Pasifik
Deretan pegunungan ini bermula dari Pegunungan Andes (Benua Amerika Selatan) lalu menyambung dengan Pegunungan Rocky (Benua Amerika Utara), kemudian berbelok arah ke Kepulauan Jepang dan menyambung dengan pegunungan -pegunungan di Kepulauan Filipina, kemudian memasuki kawasan Indonesia.
Secara garis besar, untuk pola pemukiman penduduk, dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Pola permukiman memanjang.
Pola ini biasanya terjadi karena mengikuti alur transportasi, seperti jalan raya ataupun sungai.
b. Pola permukiman memusat.
Yaitu berupa pola permukiman yang mengumpul pada satu titik wilayah. Misalnya pada permukiman di wilayah pegunungan.
c. Pola permukiman terpencar.
Terjadi karena pola permukiman induk sudah penuh, pemekaran sudah tidak memungkinkan, sehingga muncul pemukiman baru yang letaknya agak jauh dari permukiman induk.
Relief Muka Bumi pada Peta
Relief muka bumi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi diukur berdasarkan ketinggian dari atas permukaan laut (permukaan laut adalah garis pantai sebuah laut)
Terdapat beberapa metode untuk menunjukkan relief permukaan bumi pada peta, antara lain :
1. Peta tiga dimensi atau peta timbul.
2. Peta dengan kode warna.
3. Peta Kontur.
Demikianlah pembaca sekalian, kami harap informasi atau materi tentang interpretasi peta atas pola dan bentuk muka bumi yang kami berikan dapat bermanfaat. Bagi yang masih sekolah atau mungkin kuliah, mudah-mudahan dapat nilai yang bagus setelah membaca materi-materi di ardiyansarutobi.blogspot.com ini. Terimakasih!